bismillah...
Alhamdulillah... Hujan turun lagi. Lebatnya luar biasa, seperti mengerti akan gelojak di hati saya. Hati ini juga sedang dilanda hujan...dingin tapi menyegarkan...
Eceh! Bermadah la pulop... Tengok la gambar-gambar situasi saya yang baru pulang dari pejabat semalam... Cakap banyak takde!
Kelihatan rintik-rintik hujan yang sangat lebat. Sempat Cik NurQaseh snap gambau kereta putih kt sebelah...
Berhenti kat tepi jalan dulu, nak pakai spek mata...
Keluar dari kereta terus terpijak lecah...
Hek'eh, ape ayah buat tu??
Oho, longkang under construction... Orang yang buat jalan tu dah lari dulu sebab hujan.. Ayah tolong tutup lubang.
Uih, best main bola atas rumput basah nih...
Bunga kesayangan saya, cantik bila dibasahi hujan...
Hijau...lokasi kat tepi rumah...
Hijau jugak...lokasi kat belakang rumah... Saya suka bau rumput dan pokok-pokok yang sedang kebasahan ni... Segar, nyaman...subhanallah...
Kelihatan nenek jiran sebelah duduk di beranda rumah saya, menikmati kehijauan, keharuman, kedinginan, kebasahan, dan keindahan alam selepas hujan...
Selesai menutup lubang di tengah-tengah jalan, ayah terus layan chuchu dia...
Kerusi gunting rambut kepunyaan ayah.. (ada kena mengena ke dengan hujan?)
Kete kontot yang banyak berjasa... (sekali lagi, ada kena mengena ke dengan ujan??)
Puisi Selepas Hujan...
Dia curahkan hujan dari langitNya
Ketika jiwa terasa hangat dengan keegoan
Titisnya menyerap ke dalam nadi
Kedinginan menyelinap di segenap sendi
Ketika itu bait-bait puisi sufi menari-nari
Dalam kotak ingatan ini
Ilham yang datang selepas hujan
Tidaklah selebat ilham As-Syafie
Kembaranya segenap bumi demi mengais ilmu yang dicintai
Apatah lagi sehebat cintanya Rabiah al-Adawiyah
Yang tangisnya lebih lebat
dari hujan di malam hari
Tembok taqwa Uwais menenggelamkan fana
Merintih meraung kala tertutup jendela-jendela
Bersujud menangis kala jiwa-jiwa enak terlena
Ilham selepas hujan
Mengalir deras membawa pergi segala kotoran
Dingin mencengkam di segenap tubuh
Dan rindu itu menjengah kamar usang di hati
Rindu pada KekasihNya yang sejati
Abu Az-Zahra!! Malu bibir ini mengucap cinta
Sedang amanatnya sering dilupa... terlupa??
Hujan...
Tolong jangan berhenti...
Dia curahkan hujan dari langitNya
Ketika jiwa terasa hangat dengan keegoan
Titisnya menyerap ke dalam nadi
Kedinginan menyelinap di segenap sendi
Ketika itu bait-bait puisi sufi menari-nari
Dalam kotak ingatan ini
Ilham yang datang selepas hujan
Tidaklah selebat ilham As-Syafie
Kembaranya segenap bumi demi mengais ilmu yang dicintai
Apatah lagi sehebat cintanya Rabiah al-Adawiyah
Yang tangisnya lebih lebat
dari hujan di malam hari
Tembok taqwa Uwais menenggelamkan fana
Merintih meraung kala tertutup jendela-jendela
Bersujud menangis kala jiwa-jiwa enak terlena
Ilham selepas hujan
Mengalir deras membawa pergi segala kotoran
Dingin mencengkam di segenap tubuh
Dan rindu itu menjengah kamar usang di hati
Rindu pada KekasihNya yang sejati
Abu Az-Zahra!! Malu bibir ini mengucap cinta
Sedang amanatnya sering dilupa... terlupa??
Hujan...
Tolong jangan berhenti...
p/s : Hidup ini sentiasa berhujan walaupun panas... (-_-") Hujan rahmat Allah yang tak pernah putus....
0 kata mereka:
Post a Comment